لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pantai Panjang Bengklulu

HAMSTER

uy

I A S

"BELILAH MASA DEPAN MU DENGAN HARGA SEKARANG"

welcome mY bLog

who are interested please join
enjoy in my blog
thanks you

san_akbar

san_akbar
"Jika melakukan sesuatu demi uang, kamu akan menemui banyak kesulitan untuk menjual. Namun lakukan apa yang kamu sukai, maka uang akan mengikuti kamu,"

san fhoto

appLe macbookair

appLe macbookair
my tech

i pad

i pad

i pad apple mini II

i pad apple mini II
Gadget

sAn

sAn

rEd apple

rEd apple
macbookair

Honda ALL JAZZ

Honda ALL JAZZ

New Jazz

New Jazz

iwak lele

iwak lele

Lencana Facebook

Senin, 04 Oktober 2010

ternak iwak gurame

KUNJUNGAN TAMU DI BULAN MARET 2010

Bulan Maret dan April 2010 yang baru lalu IKT cukup banyak menerima kunjungan tamu dari berbagai kota. Sebagian besar para tamu datang diakhir minggu secara berombongan namun tak sedikit pula tamu-tamu perorangan yang menyempatkan waktu untuk singgah sambil berakhir pekan di kota Yogyakarta dan sekitarnya.
Di paruh pertama bulan Maret tercatat beberapa kunjungan tamu dari ...
berbagai wilayah se propinsi DIY seperti Kab. Sleman, Kodya Yogyakarta, Kab. Bantul dan juga dari Kab. Gunung Kidul. Pada minggu berikutnya beberapa tamu lainnya datang dari kota Purworejo, Magelang, Klaten dan Surakarta (Solo) yang termasuk dalam wilayah propinsi Jawa Tengah. Pada dua minggu terakhir bulan yang sama beberapa tamu juga datang dari kota-kota di Jawa Timur seperti Madiun, Tulungagung dan Bojonegoro.

Di penghujung bulan Maret 2010 kembali IKT mendapat kunjungan tamu dari Kec. Banguntapan, Kab. Bantul,Propinsi DIY. Rombongan tamu kali ini berjumlah sekitar 20 orang dan dipimpin langsung oleh Bpk. Wahyu. Tampaknya kedatangan pak Wahyu bersama rekan-rekan satu rombongan ini merupakan kelanjutan dari kunjungannya ke IKT beberapa waktu berselang. Sesuai dengan agenda acara kunjungan maka rombongan tamu pun kemudian diajak oleh pak Mursidi untuk melihat langsung proses pemeliharaan lelesangkuriang di area pembibitan dan dilanjutkan ke area pembesaran.

Selain meninjau proses pemeliharaan bibit lele para tamu pun berkesempatan melihat pembibitan gurame pada media kolam terpal yang kebetulan letaknya tak jauh dari lokasi pembibitan lele. Para tamu tampak sangat tertarik saat menyaksikan proses pengolahan air baku yang berasal dari air tanah (sumur) sebelum digunakan sebagai air budidaya khususnya padasegmen pembibitan. "Walau secara umum kualitas air tanah di tempat kami relatif lebih baik dibandingkan dengan air permukaan seperti air sungai namun pada beberapa kondisi tertentu tetap diperlukan adanya proses pengendapan dan penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air baku budidaya", kata pak Mursidi mengawali penjelasannya. "Persyaratan kualitas air budidaya di segmen pembibitan ini memang cukup ketat sehingga diperlukan ketelitian dan perhatian yang lebih terhadap kualitas sumber air baku yang akan digunakan", lanjut pak Mursidi.

Kebetulan letak salah satu sumur yang digunakan sebagai sumber air baku budidaya memang berada tidak jauh dari aliran sungai Serang, hanya berjarak beberapa meter dari tebing sungai. "Pada waktu-waktu tertentu terutama disaat turun hujan deras maka dalam tempo singkat permukaan air sungai ini dapat naik hingga 4 sampai 5 meter dari ketinggian normalnya. Warna air sungai pun akan berubah menjadi kuning kecokelatan dan cenderung keruh selama beberapa waktu", kata pak Mursidi seraya menunjukkan permukaan air sungai yang dimaksud. Fluktuasi debit aliran sungai Serang yang cukup besar ini rupanya berpengaruh pula terhadap kondisi air sumur-sumur lain yang ada di sekitar tepian sungai. Air sumur yang semula tampak bening dalam waktu singkat dapat berubah menjadi keruh.

Agar air sumur yang agak keruh ini tetap dapat digunakan sebagai air baku maka diperlukan proses pengendapan terlebih dahulu sebelum menuju ke tahappre-conditioning air kolam budidaya selanjutnya. Untuk mencapai kualitas air budidaya seperti yang disyaratkan maka setelah proses pengendapan dilanjutkan ke tahap penjernihan melalui proses penyaringan (water filtering)dan aerasi. Waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat kualitas air budidaya ini memang bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi air baku yang digunakan saat itu. Pada kondisi normal dimana kualitas air tanah cukup bagus maka proses pengendapan terkadang memang tidak diperlukan. Air sumur dapat langsung dialirkan kedalam tandon air (water torrent) yang juga berfungsi sebagai tempat penyaringan. Dari tandon penyaring ini air sumur kemudian dialirkan menuju lokasi kolam-kolam terpal yang telah disiapkan. Untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut (aerasi) sebelum tahap pre-conditioning maka proses pengisian air kolam dilakukan dengan cara pancuran sederhana.

Pada segmen pembibitan kejernihan air kolam memang menjadi hal yang penting untuk dicermati. Tingkat kejernihan air kolam yang selalu terkontrol tentu akan lebih memudahkan pemantauan laju pertumbuhan dan kesehatan benih ikan. Namun seiring dengan meningkatnya metabolisme dan laju pertumbuhan ikan maka tingkat pencemaran air kolam pun cenderung meningkat. Air kolam pun tampak menjadi keruh karena meningkatnya jumlah kotoran yang bersumber dari proses pembusukan sisa-sisa pakan dan faeces (kotoran) ikan itu sendiri. "Mengganti sebagian air kolam dengan air baru yang lebih segar memang dapat memperbaiki kondisi kolam namun jika terlalu sering dilakukan justru akan menyebabkan benih ikan menjadi stress dan tak jarang berujung pada kematian", kata pak Mursidi. Hal ini tentu tidak dikehendaki oleh rekan-rekan pembudidaya sehingga dipilihlah cara lain yang lebih sederhana yakni dengan memelihara tanaman-tanaman air (tanaman apung) yang diketahui cukup efektif membantu menjaga kejernihan air kolam. Beberapa tanaman apung diketahui dapat membantu menjaga kejernihan air kolam secara alami dimana sebagian kotoran akan terserap oleh akar-akar tanaman. "Jenis tanaman apung yang banyak dipelihara di kolam-kolam terpal adalah apu-apu karena mudah diperoleh dan cara perawatannya pun cukup sederhana. Disamping itu tanaman apung ini juga dapat berfungsi sebagai pelindung atau tempat berteduh bagi benih-benih ikan dari teriknya sinar matahari", tambah pak Mursidi.

Seperti jenis tanaman air lainnya, apu-apu umumnya dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan air yang relatif tenang seperti pada kolam terpal dengan sinar matahari yang cukup. Karena pertumbuhannya yang cepat maka populasi tanaman apu-apu perlu dikendalikan. Jika dibiarkan maka seluruh permukaan air kolam akan dipenuhi oleh tanaman apung ini. Kondisi demikian tentu kurang baik bagi pertumbuhan bibit ikan karena terhalangnya sinar matahari ke lingkungan air kolam menyebabkan pertumbuhan plankton (yang menjadi pakan alami bagi bibit ikan) akan terganggu. Populasi tanaman apung yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air kolam terutama disaat malam hari. Selain itu air kolam akan cenderung menjadi lebih 'dingin' dan memudahkan jamur dan parasit lainnya untuk tumbuh dan berkembang. Agar tanaman apung tidak sampai menutupi seluruh permukaan kolam maka perlu dilakukan pembatasan sekaligus penataan area penyebarannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara yang cukup sederhana yakni menggunakan batang bambu yang diapungkan pada permukaan air kolam dan berfungsi sebagai 'pagar' pembatas. Untuk memudahkan penataannya maka posisi 'pagar' terapung ini diatur dengan menggunakan tali yang diikatkan pada kedua ujung maupun bagian tengah dari batang bambu. Ujung tali lainnya ditambatkan pada patok kayu ataupun bambu di bagian puncak tanggul kolam.

Setelah cukup puas melihat proses penjernihan air di area pembibitan para tamu pun kemudian meninjau area pembesaran yang terletak di sekitar persawahan dan perkebunan tebu. Di area pembesaran ini terdapat belasan kolam terpal dari berbagai ukuran mulai dari ukuran kecil 3m x 4m hingga 8m x 10m. Sebagian besar kolam-kolam terpal berukuran standar yakni 4m x 6m dan 4m x 8m digunakan untuk budidaya pembesaran ikan lele dan ikan gurame sedangkan kolam-kolam lain yang lebih kecil digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan nila. Selain meninjau proses pemeliharaan ikan di segmen pembesaran para tamu sekaligus juga menyaksikan proses pre-conditioning air di beberapa kolam-kolam terpal baru berukuran 8m x 10mdan 8m x 8m yang sedang dipersiapkan sebagai tempat pemeliharaan ikan gurame.

Di akhir waktu kunjungan, para tamu pun berkesempatan meninjau lokasi budidaya milikpokdakan Patil Gading yang terhitung masih 'tetangga dekat' karena letaknya yang tidak jauh dari IKT. Pokdakan Patil Gading ini berlokasi di sebelah Timur sungai Serang dan hanya terpaut 10 menit waktu tempuh perjalanan mobil atau sepeda motor dari lokasiIKT. Sejak awal berdirinya pokdakan Patil Gadingmemang lebih memfokuskan diri pada usaha pengembangan budidaya ikan lelesangkuriang khususnya di segmen pembesaran.

Setibanya di lokasi Patil Gading para tamu pun langsung diajak pak Mursidi melihat proses budidaya lele varietas unggul ini pada 48 kolam terpal berukuran standar 4m x 8m di atas lahan seluas lebih dari 4000 m2. Selain kolam-kolam pembesaran lokasi budidaya ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas penunjang, antara lain; area bongkat muat barang, gudang pakan, mesin genset dan pompa-pompa air serta sumur-sumur bor yang tersebar pada beberapa titik di sekitar lokasi kolam-kolam terpal.

Tanaman Pisang yang subur
di lingkungan kolam terpal

Dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 1 meterdan genangan air selalu dijaga agar tidak kurang dari 80 cm maka setiap kolam terpal akan mampu menampung bibit lele sebanyak 4500 hingga 5000an ekor. Bibit lele yang ditebar umumnya berukuran 4/6atau 5/7 dengan tingkat kepadatan tebar berkisar antara150 - 200 ekor/ m2 (tingkat kepadatan sedang).


Melalui penerapan budidaya intensif khususnya di media kolam terpal maka ikan lele ukuran konsumsi 10- 12 ekor/ kg) akan dapat dipanen dalam tempo yang cukup singkat yakni 55 - 60 hari. Proses pembesaran bibit lele sangkuriang dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat ini ternyata sangat menarik perhatian para tamu yang kemudian ingin mengetahui lebih jauh tentang pola budidaya intensif yang telah berhasil diterapkan oleh rekan-rekan di pokdakan Patil Gading.

Insya Allah uraian lebih lanjut tentang pola budidaya intensif khususnya pada media kolam terpal ini akan kami sampaikan pada beberapa kesempatan postingan mendatang.

*[admin]

50 komentar:

Aan - Surabaya mengatakan...

Yth Bp. Mursidi,

Say abaru memulai membuat kolam terpal ukuran 3m x 2,5m di lahan kosong di belakang rumah saya. Kolam ini tidak digali spt yang Bapak punyai, tapi didirikan dengan batas-batas tembok dan satu dinding dari anyaman bambu.

Tahap pengisian air sudah memasuki hari ke-3.
Hari pertama sudah saya beri Garam Krosok lebih kurang sebanyak 600 gram untuk luasan kolam spt diatas dengan ketinggian air 45 cm.
Hari kedua, saya beri larutan EM4 sebanyak dua tutup botol (botol EM4 kemasan 1 Liter) yang saya campurkan dulu di baskom, kemudian saya sebarkan di kolam.
Hari keempat besok saya rencanakan saya tabur pupuk urea (butiran putih) ditambah dengan Katalis Plankton merk Planktop.

Baru di hari ketujuh, akan saya tebar benih Lele nya.

Pertanyaan saya :
1. Apakah step-step yang saya lakukan sudah benar pak?

2. Kebetulan di daerah saya, pembibitan terdekat menggunakan kolam semen sebagai media nya. Saya pernah baca di blog ini, sebaiknya untuk kolam terpal, bibit dari kolam terpal juga. Mengingat "keterpaksaan" ini, bagaimana langkah yang harus saya lakukan agar bibit tidak mati pak?

3. Bagaimana menghindari bau kolam Pak, saya dengar banyak tetangga yang bilang, kolanm ini akan sangat bau? Apakah pen-shiphoan bisa di minimalisir dengan pemberian EM4 selama seminggu sekali? Bagaimana saran dosis EM4 dari bapak?

4. Mohon saya dicatatkan jenis-jenis pakan mulai bibit hingga dewas Pak?

Sebelumnya terima kasih atas perhatian Bapak.

Salam hormat,
Aan - Surabaya

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Aan di Surabaya
1. Sudah cukup baik, hanya sedikit saran sebaiknya jeda waktu antara penggaraman dan pemberian probiotik (EM4) serta pemupukan (urea + katalis plankton, dsb) jangan berdekatan karena pertumbuhan plankton tidak optimal. Untuk kolam terpal, proses pemupukan setidaknya dilakukan 3 hari setelah penggaraman.
2. Boleh juga dari kolam permanen (sebaiknya sdh dipastikan benar2full permanen) atau kolam terpal karena bibit ikan yang dihasilkan dari kedua jenis kolam ini umumnya memiliki tingkat adaptasi lingkungan yang lebih baik dibanding kolam lainnya (tradisional).
Mohon maaf jika di beberapa postingan terakhir kami lebih menekankan pembibitan dari kolam terpal mengingat banyaknya keluhan dari rekan2 pembudidaya (di Kulon Progo khususnya) yang mendapati adanya bibit lele yang dijual dengan label 'pembibitan dari kolam permanen' namun setelah diteliti lebih lanjut ternyata berasal dari pembibitan yang kolamnya hanya dibuat mirip kolam permanen. Disebut mirip karena sesungguhnya yang permanen hanyalah sebagian dinding kolam saja sedangkan dinding bagian bawah dan dasar kolam tidak permanen. Keluhan rekan2 tsb tampaknya cukup beralasan karena kualitas bibitnya ternyata memang tidak sebaik bibit yang benar2 berasal dari kolam permanen yang sesungguhnya (full permanen) atau kolam terpal.
Penebaran bibit hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati2 untuk meminimalkan kemungkinan bibit ikan menjadi stres. Uraian lebih lanjut bisa dilihat di sini
3. Bau air kolam bisa diminimalisir dengan beberapa cara, yakni ;
- Kepadatan tebar bibit dibatasi pada tingkat rendah-normal (lk 100 ekor/ m3). Untuk ukuran kolam Anda tsb jumlah tebaran bibit (misal ukuran 4/6 atau 5/7) adalah 3x2,5x0,45x100 ekor atau lk 300an ekor tapi jangan lebih dari 350 ekor.
- aplikasi probiotik (EM4 cukup bagus atau pilihlah yang jenis nitro, jika tersedia), dosisnya 10ml/ m3, diberikan rutin setiap 7-10 hari sekali.
- peliharalah tanaman apung, semisal apu-apu atau enceng gondok, secukupnya saja. Populasi dan penataan penyebaran tanaman apung sangat diperhatikan agar tanaman ini tidak sampai menutupi seluruh permukaan kolam.
- dalam hal ini proses pen-siphon-an cukup sebulan sekali, lakukan dengan hati2 agar kotoran di dasar kolam jangan sampai teraduk-aduk atau menyebar ke permukaan
4. Jika jumlah bibit yang ditebar (ukuran 4/6 atau 5/7) sebanyak 300 - 350 ekor maka Anda bisa memberikan 2 kg pakan butiran kecil (1mm), misal F999 atau yg setara kandungan proteinnya (lk 40an %) selama beberapa hari sampai pakan ini habis. Dianjurkan frekuensi pemberiannya adalah 3 kali sehari (pagi, siang dan sore). Cara pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit (tak perlu berlebihan) hingga bibit ikan merasa kenyang. Setelah jenis pakan butiran kecil ini habis kemudian dilanjutkan dengan ukuran butiran 2 mm, misal Min-2 atau yang setara, sebanyak 1 zak pakan @30 kg, takaran per hari sekitar 3% - 5% dari total berat biomass (lele) yang ada dalam kolam, diberikan hingga tiba saat panen ukuran konsumsi (10-12 ekor/ kg). Jika dikehendaki lele ukuran konsumsi yang lebih besar (6-8 ekor/ kg) maka dapat diberikan pakan tipe butiran yang lebih besar (3mm), misal Min-3 atau yang setara dan takaran pemberian per hari juga berkisar antara 3% - 5%. Selamat mencoba dan semoga berhasil.
Terima kasih kembali dan salam juga untuk Anda sekeluarga.

rumahdijual mengatakan...

salam sukses..mbah mursidi ( biar familyer aja ..hhh )

mohon petunjuk mbah:::
begini mbah sy anggota IKT banguntapan .yg kemaren knjungan ke patil gading..sayang sy kloter yg tertinggal dan gak ikut jd gak bisa bayk info:
pertanyaan sy :
sy sudah buat kolam 3 buah ukuran 3x5 kedalaman air -80s.d 125cm sy buat dengan kemiringan..
sy taburkan benih5/7, 5000 ke dlam koalm A. dengan tujuan lele tidak banyak gerak liar biar konsentrasi pertumbuhan daging lebih cepat.Selanjutanya akan sy sortir menjadi 2 bagian pada umur +16s.d 18 hari dengantujuan membedakan besar kecil ukuran lele dan pergantian air dimana air kolam sudah sy siapkan matang dan penguranagn kepadatan lele.YAng sy mau tanyakan:
1.berisikokah kepadatan kolam ukuran 3x5 dimasukan 5/7 ; 5000 dengan masa sortir +18hari tersebut dimana selama masa tsb diatas sy kasih paranet dengantujuan mengatur keseimbangan suhu air dan curah hujan ( keasaman air )yg jatuh.??
2.ukuran sortir di umur +18 digunakan ember ukuran berapa ya? 7/9,9/12 atau remaja.?
3.antibiotik apakah yg manjur untuk mengatasi jamur?
4.Zat pemacu pertumbuhan yang tepat apakah ya mbah??sementara sy gunakan Katalis planton ,probiotik GB#1

maturnuwun,mbah,,mohon pencerahannya

agung s.St
sucatma@gmail.com

Aan H mengatakan...

Yth Pak Mursidi,

Terima kasih sebelumnya Pak telah menjawab pertanyaan saya diatas. Mohon maaf ada yang terlupa beberapa pertanyaan :

1. Kolam yang saya buat saya rencanakan untuk saya tambah airnya sedikit demi sedikit mengikuti ukuran lele hingga kira-kira sampai 80 cm. Saya pernah baca, setelah hujan sebaiknya air harus selalu ditaburi garam krosok untuk menjaga PH air. Apakah dosisnya sama dengan yang bapak anjurkan sebelumnya? (200 gr/m3)

2. Pemberian katalis plankton dan EM4 yang berlebihan apakah berbahaya bagi habitat ikan?

3. Menurut pengalaman Bapak, berapa mili-liter dosis katalis plankton dalam satu m3? dan apakah katalis plankton ini boleh saya tambahkan pada saat ikan sudah di kolam, mungkin secara rutin 2 minggu sekali dst?

4. Dosis pupuk urea nya per m3 berapa gram ya Pak (untuk tahap pre-condition)?

Mohon maaf Pak jika pertanyaan saya terkesan terlalu detail. Sebagai pemula, saya hanya ingin agar jangan sampai saya melakukan sesuatu yang berlebihan Pak. Dan jawaban-jawaban bapak ini saya rencanakan akan saya salin dan saya PDF kan spt semacam tutorial, karena Blog bapak ini sangat menarik sekali. Sangat interaktif dan sangat informatif !

Terima kasih sebelumnya atas perhatian Pak Mursidi.

Salam hormat,
Aan - Surabaya

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Aan H di Surabaya
1. cukup 100gram/m3 terutama hujan di saat menjelang pergantian musim seperti saat ini. Takaran 2 ons/m3 hanya pada tahap pre-conditioning.
2. berbahaya sih tidak apalagi sampai menyebabkan kematian? hanya saja menjadi tidak optimal (tidak tepat sasaran). Pada beberapa kasus, penggunaan katalis yang berlebihan turut memacu terjadinya 'blooming algae' (ganggang) atau bahkan juga lumut.
3. untuk yang berberntuk serbuk biasanya kami mengikuti dosis penggunaan yang tertera pada label produk. U/ bd daya jenis air tawar lk 0,25 - 1,0 gram/m3 setiap 5 - 7 hari sekali. Kenaikan dosis katalis plakton dilakukan secara bertahap disesuaikan kondisi air kolam saat itu.
4. Sampai saat ini kami tidak spesifik menggunakan urea pada tahap pemupukan. Rekan2 lain sekelompok menggunakan pupuk organik cair (siap pakai) yg bisa dibeli di poultry2 terdekat + katalis plankton. Namun jika Anda akan melakukan pemupukan awal (aplikasi dasar) dengan menggunakan urea maka sebaiknya bersama SP36 & katalis plankton. Rasio perbandingannya 1 : 1 : (1 s.d 5) selama 5-7 hari.

Silakan saja, sepanjang hanya u/ koleksi pribadi dan tidak u/ tujuan komersil. Ada rencana dalam waktu dekat pertanyaan dan jawaban2 di blog ini akan kami rangkum dalam bentuk FAQ (frequently ask questions) yang tetap menjadi bagian dari blog ini. Tahap berikutnya, insya Allah akan kami susun secara lebih lengkap dan sistematis dalam bentuk e-book berikut beberapa ilustrasi foto2 terutama yang belum sempat tampil di halaman blog selama ini, sehingga dapat di download (gratis) oleh rekan2 sekalian yang telah turut berperan meramaikan blog IKT ini. Mohon rekan2 sekalian dapat bersabar ya.. :-)
Terima kasih kembali. Salam hormat kami u/ pak Aan dan juga rekan2 sekalian.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Agung S. ST
Sebenarnya hari Rabu 02 Juni 2010 kemarin saya dan rekan sempat mampir ke kolam2 panjenengan & rekan2 sekelompok pak Wahyu di Banguntapan. Sayangnya kita tidak bisa ketemu langsung, hanya bertemu mas Agus & Bayu? serta beberapa rekan lain disana yang tampaknya sedang sibuk membuat sumur bor di tengah lokasi kolam2 budidaya. Kami lihat ada 36 kolam terpal telah dibuat dan sebagian besar telah berfungsi termasuk kolam panjenengan (yang ada atap paranetnya agak tinggi kan?). Mohon maaf kami memang tidak sempat mengabari terlebih dahulu karena hanya sekedar mampir sepulang dari kegiatan Pelatihan Budidaya Artemia di pokdakan Mina Tanjung Tirto, Berbah, Sleman.
Berikut ini jawaban atas pertanyaannya :
1. cukup beresiko (rawan serangan jamur/ bakteri pathogen) walau cuma dipelihara selama 18an hari karena terlalu padat > 300ekor/ m3 (dihitung dari 5000/15/1) dan hasilnya boleh jadi nanti tidak seragam 7/9 dan 9/12 seperti yang anda harapkan. Mungkin akan terjadi 3 atau bahkan 4 variasi ukuran bibit lele.
2. setidaknya perlu 3 ember penyaring lele ukuran 7/9, 9/12 dan diatasnya
3. kami tidak menyarankan penggunaan antibiotik lebih baik menciptakan lingkungan kolam budidaya yang sehat daripada tindakan mengobati penyakit
4. sebenarnya dengan menjaga kualitas lingkungan air kolam agar tetap sehat (pH netral, oksigen terlarut cukup (> 2 ppm), temperatur 28 - 30an derajat Celcius, aplikasi probiotik, katalis plankton dsb) dan pemberian pakan yang lengkap kandungan nutrisinya maka bibit lele akan tumbuh dengan optimal.
Matur nuwun sami, pak Agung.

rumahdijual mengatakan...

Good morning?? Mr ...
sayang kemaren si bos tidak contak duluan??
ada add question master fish:
1.perkembangan pembsaran sy s.d umur h+4 sehat sehat bahkan tidak ada kematian sama sekali dari 5250 ikan..cuman masalah kematian muncul ketika h+5 ada kematian 12ekor.( mulai panik nihh )
Selanjutnya bos..di hari +6 sy kasih probiotik merk tertentu dengan dosis 20ml/lt sy masukan ke makanan ( maksud sy biar mengurangi angka kematian nya tapi...)tetapi hasilnya diluar dugaan sy angka kematian h+6 mencapai 47 ekor .Jadi tambah pusing nihhhh ...kemudian di h+7 sy hajar tambah lagi dosis probiotik 30ml/lt ..dan hasilnyaa ....kacau deh....kematian mencapai 75 ekor... kemudian di h+8 sy evalusai dengan tidak sy kasih obat apapun ..normal aja hasilnya angka kematian turun menjadi 28 ekor di hari +9 angka kematian 5 ekor..
PERTANYAANNYA BOS..benarkah over dosis propiotik dapat berdampak kematian ( setelah sy otopsi jjeeeiiih kayak dokter bos..maklum biasanya ngurusin semen,apasir maklum kontaktror nihh ....kantung empedu lele yg mati membengkak sampai 10x lipat lele normal..usus berwarna putih tanpa makan..lele normal ada makanannya analisa semnetara sy karna ada poision jd metabolisme kacau bos)

2.Untuk masalah bau air bos..kenapa baunya begitu menyengat sekali terutama saat malam hari..kebetulan rumah sy ditimur kolam dg jarak 50m (rumah yg plg gede tuh hhhh ),dan ada kolam yg paling mengagumkan baunya...sampai lewat aja klengerrr h h h..adakah solusi agar air tidak berbau sekali...
3.Lah ini boss kira kira 30 harian lagi dah ada stok bibit pyton belum ukuran 5/7.. tapi yg seleksi pertama abis panen lho bos h h h ( agak detail nh)
4. Berapa prosen (% ) kah angka kematian bibit 5/7 normalnya per 1000 ekor??

5.Deler kawasakinya tambah moncer aja nih mbah ??salut salutt sukses...

trims

agung s.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Agung S di Banguntapan, Bantul-DIY.
1. Tuh, bener kan pak? Kalau ikan yang ditebar terlalu padat memang kualitas air kolam jadi sulit dikontrol... :-)
Probiotik memang bukan obat, dosis pemakaiannya pun hendaknya mengikuti ketentuan yang tertera pada label produknya. Probiotik yang dicampurkan pada pakan hendaknya dari jenis Lacto (bukan Nitro) karena memang berbeda fungsinya. Saat mencampur pakan pellet dengan probiotik jenis Lacto memang masih perlu ditambah lagi dengan sedikit larutan gula pasir atau tetes tebu yang berfungsi sebagai katalis (pemacu). Disarankan menggunakan air matang (sedikit hangat) saat pencampuran pellet dan probiotik, diamkan selama 10-15 menit hingga probiotik tsb benar2 meresap dalam pakan (cirinya pakan jadi melembab, tidak lengket di tangan dan temperaturnya lk sama dengan suhu ruang). Pellet sedikit dilembabkan agar tidak mengembang lagi dalam saluran pencernaan ikan sehingga mengurangi resiko perut kembung/ bengkak akibat terbentuknya gas yang berlebihan (proses pencernaan makanan oleh bakteri Lactobacilius) dalam organ pencernaan ikan.
2. Ya itu tadi, kepadatan tebar yang tinggi ( > 300 ekor/m3) harus disertai proses pergantian air lebih rutin setidaknya seminggu sekali disertai aplikasi probiotik jenis Nitro (dosis normal 10 ml/m3) dipercikkan merata ke permukaan air kolam, minimal seminggu sekali untuk menekan populasi dan laju pertumbuhan bakteri pathogen. Jangan lupa penggaraman (dosis normal 100-150 gram/ m3) dengan cara dilarutkan dulu dalam air bersih kemudian dipercikkan merata atau disemprotkan (jika alat semprotnya tersedia) ke permukaan kolam, sesegera mungkin setiap kali penggantian air selesai dilakukan. Penggaraman dan pemberian probiotik jenis Nitro ini tidaklah bersamaan waktunya. Ada jeda waktu 2 - 3 hari (tergantung kondisi air kolam saat itu). Insya Allah dalam 1-2 hari bau yang menyengat tersebut akan segera berkurang bahkan lenyap sama sekali.
Memelihara tanaman apung (enceng gondok, kangkung air atau apu-apu) dapat membantu mengurangi bau air kolam, namun penyebarannya harus ditata agar tidak menutupi seluruh permukaan kolam.
3. Jika tdk ada kendala, bibit yang dimaksud akan tersedia 4-6 minggu kedepan
4. Sekitar 5% lah.
5. Terima kasih. Insya Allah pd kesempatan berikutnya kami akan mampir lagi ke kolam panjenengan dan rekan2 sekelompok di Banguntapan.
Semoga usaha budidaya lelenya semakin mantap dan terus berkembang dengan pesat.

Aan - Surabaya mengatakan...

Yth Pak Mursidi,

Saya ada beberapa pertanyaan Pak, sbb :

1. Bibit Lele saya setelah dikasih makan, banyak juga yang "berdiri" Pak. Apakah kondisi ini normal? Pada saat dikasih makan, mereka trengginas sekali. Nanti setelah beberapa menit atau jam, kondisi mereka normal kembali.

2. Saya perhatikan, lele yang lebih kecil banyak yang "berdiri" di salah satu tepi kolam terpal. Terus terang saya agak khawatir, jadi saya beri Garam Krosok yang lebih banyak di tepi kolam tersebut. Apakah tindakan yang saya lakukan sudah benar?

3. Secara berkala, setelah hujan, saya biasa menebar Garam Krosok. Sesekali juga jika pagi, saya tebar EM4, karena air tidak sejernih pada saat bibit ditebarkan dulu (mungkin karena sisa pakan di dasar kolam). Atau jika saya lihat ada binit yang "berdiri', saya percikkan EM4 sebanyak satu tutup botolnya (sy campur dulu dg air kira2 400cc) untuk kolam saya yg berukuran 3 x 2.5 x 0.4. Apakah terlalu banyak EM4 bisa menyebabkan ikan "mabuk" Pak?

4. Maaf jika terdengar konyol Pak, apakah benar bahwa bibit jika kekenyangan, dia akan "berdiri" sejenak sampai perutnya normal?

5. Sebagai tambahan informasi, setiap memberi pakan F999, saya selalu mencampurinya dengan nutrisi Raja Lele dan Gula secukupnya. Tidak apa kan, Pak? BTW, kadang saya perhatikan, jika pakan dibiarkan terlalu lama direndam di air gula, F999 tsb jarang bisa terapung, kadang bisa langsung tenggelam. Apakah pakan dengan kondisi spt ini masih dilayak dikonsumsi bibit lele Pak?

6. Kok kolam saya nggak bisa sehijau kolam Bapak yang saya lihat di foto ini ya? Mau saa tambahi Katalis Plankton lagi, dasarnya spt ada rumput laut yang berwarna kecoklatan Pak. Merk Katalis Plankton saya, Planktop. BTW, Kolam saya baru berumur 2 minggu-an.

Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak menjawab pertanyaan saya.

Hormat saya,
Aan H.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Yth Bpk Aan H.
1. Kalau di KP-DIY dan sekitarnya, gejala seperti yang pak Aan sampaikan lebih dikenal dengan istilah 'menggantung'. Penyebabnya bisa bermacam-macam namun gejala ini sering ditemui pada gangguan sistem pernapasan (insang) lele yang terinfeksi jamur atau cacing. Biasanya lele 'menggantung' dengan posisi insang sedikit terbuka. Pada awal serangan parasit ini memang lele masih terlihat sehat namun jika tidak segera ditangani dengan tepat maka pada tahap berikutnya lele akan terlihat megap-megap (kesulitan bernapas karena infeksi pd insang semakin parah) terlebih jika kualitas air kolam terus menurun (keruh bahkan pekat, kurang oksigen dan berbau menyengat)
2. Sebaiknya lele yang terlihat lebih sering 'menggantung' segera diobati di tempat yang terpisah.
3. Probiotik untuk menjaga kualitas air kolam coba pak Aan ganti yang jenis Nitro (dominan mengandung bakteri Nitrosomonas & Nitrobacter, misalnya merk 'SM' dari Boster atau yang setara). Setahu kami merk yang Anda gunakan saat ini lebih tepat dicampurkan pada pakan (pellet) karena bakteri bacillus-nya yg lebih dominan dan memang dibutuhkan untuk meningkatkan (meng-optimalkan) penyerapan nutrisi makanan pada saluran pencernaan ikan yang baru dalam taraf pertumbuhan.
4. Mungkin saja kondisi demikian bisa terjadi namun kami jarang sekali mengalaminya. Pemberian pakan memang sebaiknya tidak perlu berlebihan, secukupnya saja.
5. Ada baiknya pellet diberikan dalam kondisi sedikit lembab (mengurangi kemungkinan terjadinya gejala kembung akibat terbentuknya gas saat butiran pellet mengembang dalam perut ikan). Saat pemberian pakan usahakan suhu campuran pakan relatif sama dengan suhu air kolam. Cara yang sering kami lakukan adalah membuat campuran pakan berupa: pellet+probiotik jenis lacto+sedikit tetes tebu+air hangat (secukupnya)saja, kemudian didiamkan selama 20an menit agar semua meresap sempurna barulah ditaburkan merata pada permukaan kolam. Jika campuran pakan (pellet tipe apung+larutan gula+supllemen) yang dibuat terlalu jenuh air (lebih dari sekedar lembab) memang akan cenderung tenggelam sehingga tidak termakan dan hanya menjadi sampah (kotoran) di dasar kolam yang bersifat racun bagi ikan (berpotensi meningkatkan Amonia dan mungkin juga Sulfida).
6. Mungkin karena perbedaan kondisi air baku saja kok pak. Kami hanya menggunakan air tanah (khusus u/ kolam pembenihan) dan air sungai untuk kolam2 pembesaran. Kebetulan saja kualitas air baku tsb cukup mengandung probiotik alami. Hal ini pun baru kami ketahui belakangan setelah diteliti langsung oleh teman2 dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi yg sempat datang berkunjung ke IKT beberapa waktu lalu.
Terima kasih dan salam hormat pada Bpk. Aan Handoko sekeluarga di Surabaya.

rumahdijual mengatakan...

to: mr marsudi

bos..nyambung lg nihhh?.
sekilas info bos...grading dah sy lakukan and muncul 3 ukuran ( semnetara dah sesuai harapan sy )..and ada sedikit pertanyaan lagi nih:

A.UNTUK PEMBESARAN LELE.
a.Kenapa ya lele temen2x ( bukan py sy )yang mendekati masa panen ..remaja keatas gitu kok bayank yg mati??kadang 10/hari kira kira ada 5kolam yg seperti itu bos..Sebagai info: hasil otopsi ikan,:insang memerah sisi kiri..empedu ada bintik bintik merah..hati ada bintik merah..lambung kosong makaanan ..apakah bakteri/virus penyebabna bos?solusi nya.bagaimna nih???

B.UNTUK PEMBESARAN GURAMI
begini bos,sy mencoba pembibitan gurami dari telur dan dah menetas s.d umur 10hr sy pindah ke kolam terpal...cuma hari ke 11 pada mati semua kira2x ada 10.000 an abis total.stelah sy kasih makan cacing sutera..cuman cacingnya ada yg mati trus sy bersihkan yg hidup sy pakek ehhh kok malah meracuni ya bos...
PRTANYAANNYA:
1.Bagaimana pemberian makanan setelah 10hr baby GUR ( baby gurameh gttuu bos )..porsi makan seberapa?jenis makannya apa ? cacing sutra / Dnol
2. Apakah pengaruh kricik( pancuran air ) trhadap kesehatan baby GUR??wajib ada atau Tidak

demikian permaslahanya bos..mohon petunjuk dan arahanya>>>

MAtur nwun ...bos


agung s

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Agung di Banguntapan-Bantul. Nuwunsewu, nami kula mursidi pak, sanes marsudi lho... :-)
Jawaban atas pertanyaan nya sbb:
A. Mikroorganisme penyebab penyakit secara garis besar pernah dibahasdi sini. Berkembangnya parasit dan bakteri pathogen (dan mungkin juga virus) umumnya dipicu oleh kualitas air kolam yang menurun drastis (memburuk) tanpa diketahui (terdeteksi) sejak dini sehingga tidak dapat segera diantisipasi dengan baik. Ada baiknya pak Agung & rekan memiliki beberapa peralatan pengukur kualitas air kolam. Tidak perlu yang terlalu mahal dan canggih karena yang sederhana pun telah cukup memadai, misalnya kertas lakmus (mengukur pH air kolam) dan thermometer stick (pada bak penetasan telur).
a. Saran yang dapat kami sampaikan :
- sesegera mungkin ikan yang telah mati dikeluarkan dari lingkungan kolam
- ikan yang tampak sakit segera diobati di tempat terpisah dengan cara pengobatan yang dianjurkan (sedapat mungkin hindari penggunaan obat2 dari jenis antibiotik kimia)
- lk 60 - 70 % air kolam segera diganti dengan air baru (yang lebih segar dan memenuhi persyaratan budidaya khususnya di segmen pembenihan)
- proses penyedotan air dianjurkan langsung dari bagian dasar kolam, dilakukan saat pagi hari dan usahakan sudah selesai sebelum jam 8 pagi.
- teknis penggantian air baru sebaiknya dilakukan dengan pancuran (secara sederhana) dari beberapa titik (jika memungkinkan) u/ meningkatkan kandungan oksigen terlarut
- lakukan penggaraman (dosis 150 gram/m3) selama 3 hari berturut-turut (dilakukan pada pagi hari)
- selama proses penggaraman berlangsung (hari ke 2 dan ke 3) biasanya masih akan ada beberapa lele yang mati (karena penyakitnya sdh terlalu parah dan sulit diobati), ini adalah hal yang normal terjadi, namun setidaknya jumlah kematian telah jauh berkurang bahkan mungkin berhenti
- sesegera mungkin ikan lele yg mati (selama berlangsungnya proses penggaraman) disingkirkan dari kolam agar tidak menjadi sumber penyakit baru
- selama proses penggaraman berlangsung, porsi pakan pellet dikurangi baik takaran maupun kadar proteinnya. Pilihlah pellet yang berkadar protein 25% - 27% dengan takaran max 50% takaran normal
- pantaulah secara seksama perkembangan kesehatan lele selama 1-2 hari ke depan (bisa diamati dari nafsu makan dan kelincahan geraknya)
- pada pagi hari ke 3 (dihitung sejak akhir proses penggaraman) berikan probiotik jenis nitro yang dipercikkan merata pada permukaan air kolam (dosis normal 10ml/ m3) secara rutin seminggu sekali
- pemberian pakan pellet ke porsi (takaran) semula sebaiknya dilakukan secara bertahap, dapat dimulai pada hari ke 3 tsb (saat petang hari) atau di hari ke 4 (pagi hari)
... (bersambung)

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

...(sambungan dari jawaban di atas)
B.1. Setelah berumur 10 hari sampai umur 40 hari, benih gurame diberi cacing sutera (tubifex), takaran awalnya lk 25 liter/ 5000 ekor dan dinaikkan secara bertahap sesuai pertumbuhan benih. Cacing tidak diberikan sekaligus dalam jumlah banyak tetapi sedikit demi sedikit (kira2 1/5 - 1/4 liter-an) dan sebaiknya dalam wadah yang diletakkan di beberapa tempat di dasar kolam. Setiap kali cacing dalam wadah terlihat habis maka harus segera diisi kembali, jadi harus sering2 di kontrol (bisa 4 - 5 kali sehari) :-)
Pemberian pakan berbentuk serbuk halus (D-Nol, atau yang setara) mulai diberikan setelah benih gurame berumur 60 hari dan diberikan hingga mencapai ukuran silet (umur 100an hari). Takaran awalnya adalah sekitar 4 kg/ 5000 ekor dan dinaikkan secara bertahap (sesuai umur bibit) hingga mencapai ukuran silet.
Info lebih lanjut tentang cacing sutera (tubifex) dan pemeliharaan benih gurami dapat Anda lihat di bagian ini.

B.2. Pancuran air kecil (sebaiknya lebih dari satu titik) yang dapat diatur kecepatan alirannya memang selalu terdapat pada bak pemeliharaan benih gurame karena berguna untuk :
- menjaga cukupnya kandungan oksigen terlarut dalam air kolam (bak) pemeliharaan benih
- turut membantu kestabilan temperatur air kolam (bak) pemeliharaan benih secara lebih merata
Selama pemeliharaan benih (pendederan I) usahakan temperatur air kolam tetap stabil (terjaga pada kisaran 28 - 30 derajat Celcius) sepanjang hari.
Matur nuwun sami pak Agung.

Aan H - Sby mengatakan...

Yth Pak Mursidi,

Lele saya sepertinya kena wabah Pak. Tiap hari bisa 10-an jumlah lele yang mati dan ini sudah berjalan 3 hari terakhir.

Saya baru ingat, minggu kemarin ada fogging nyamuk DBD di lingkungan rumah saya. Meski tidak secara langsung diarahkan ke kolam, tetapi kolam cukup dipenuhi asap fogging dari lingkungan. Apa kira-kira gara-gara hal ini ya Pak ikan saya banyak yang "ngambang"?

Selain itu, penyakit ikan saya seperti penyakit kulit. banyak bibit lele yang semula hitam, kini warnanya jadi putih pucat, dan biasanya, lele yang sudah berwarna putih pucat, 1-2 hari lagi pasti mati. Penyakit kulit putih pucat ini kelihatannya menular ke lele-lele yang lain Pak. Selain itu lele yang mati perutnya ada juga yang bengkak semua pak, bengkak kemerahan.

Kolam sudah saya treatment dengan Boster Sel Multi, juga dengan Boster Blue Copper, saya taburi garam juga, tetapi kematian tetap saja terjadi Pak. Langkah terakhir saya taburi daun pepaya yang telah saya iris kecil-kecil. Hasilnya air malah keruh oleh potongan daun pepaya Pak.

Hari ini, kolam saya kuras, bibit saya taruh di bak sementara yang saya taburi garam krosok dan saya beri satu kapsul Super Tetra. (Pada saat saya beli bibit dulu, oleh penjualnya wadah bibitnya diberi satu kapsul Super Tetra. Saya mencoba meniru treatmennya Pak).

BTW,setelah kolam saya kuras, dan saya isi air lagi serta saya treatment dengan garam krosok 200gr/m3, bolehkah bibit lele yang sementara saya pindah ke bak tadi langsung saya masukkan kolam lagi Pak?

Mohon petunjuk dari Pak Mursidi, terutama penanganan penyakit "ganti kulit" ke warna putih pucat yang kelihatannya cepat menular ke lele yang lain.

Terima kasih atas informasinya Pak

Salam hormat,
Aan - Sby

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Aan H di Sby.
Penyebab kematian beruntun atau masal (jumlah banyak dlm waktu singkat) umumnya disebabkan dua hal, keracunan (pencemaran zat kimia) atau karena penyakit menular (wabah). Berdasarkan informasi Anda diatas, boleh jadi keracunan menjadi penyebab utamanya atau menjadi pemicu munculnya penyakit karena melemahnya daya tahan tubuh bibit ikan akibat pencemaran. Cepat atau lambat pencemaran tentu akan menurunkan kualitas air kolam, akibatnya bibit ikan pun menjadi rentan (mudah terserang penyakit).
Perubahan warna kulit lele yg berubah pucat, perut bengkak, ikan lebih sering 'mengambang' kemudian mati dlm tempo 1-2 hari adalah gejala penyakit yg sering ditemui pada kasus serangan parasit dari jenis protozoa. Penularannya memang tergolong sangat cepat karana melalui media air kolam itu sendiri. Ciri lain yg sering terlihat pada ikan lele menjelang umur remaja adalah; nafsu makan menurun, gerakan lamban, terus melemah, kesulitan bernapas (bhs jawa:'megap-megap'), lebih sering muncul dipermukaan air u/ mengambil oksigen bebas di udara dan munculnya bercak-bercak dipermukaan kulit sehingga terkesan pucat.
Keputusan Anda untuk segera mengganti seluruh air kolam memang sudah tepat namun sangat disarankan sebelum pengisian air baru (yg betul2 segar) sebaiknya dinding dan dasar kolam terpal di-steril-kan terlebih dahulu. Praktisnya dicuci dengan larutan anti hama, desinfektan atau sejenisnya. Bisa juga dengan dijemur langsung diterik sinar matahari (jika situasi, kondisi dan lokasinya memungkinkan).
Sebelum bibit lele dikembalikan ke kolam sebaiknya dilakukan langkah pre-conditioning air kolam (lagi).
Jika air baku yang digunakan adalah air PAM, sebelum dimasukkan ke kolam sangat disarankan untuk diendapkan dahulu, setidaknya 1-2 hari dan dicermati kadar khlorin (kaporit) dan bahan additive lainnya?. Saat pengisian air kolam sebaiknya dilakukan juga aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut. Setelah pengisian air kemudian dilanjutkan dengan penggaraman (dosis 2 ons/m3). Tiga hari kemudian barulah dilakukan pemupukan dan pemberian katalis plankton. Tunggulah sampai air kolam berubah warna menjadi kehijauan barulah bibit ikan lele tsb ditebarkan (lagi) dengan kepadatan tebar normal.
Wah, tampaknya memang butuh kesabaran dobel nih.. pak Aan. Maaf jika jawaban2 tsb terkesan ribet ( bhs jawa nya:'njimet' ) namun kami yakin pak Aan adalah tipe orang yang pantang menyerah bahkan akan semakin tertantang untuk mencoba kembali hingga berhasil.
Terima kasih kembali dan hormat kami juga untuk pak Aan dan keluarga.

andik Ponorogo mengatakan...

Salam kenal pak nama saya andik dari ponorogo setelah mambaca blog bapak sangat menambah wawasan saya khususnya dalam budidaya ikan lele, begini pak saya mau tanya teknik sebelum benih ditebar dilakukan dulu persiapan lahan dulu, apa aja yang perlu dipersiapkan bila lahan saya kolam terpal, apakah juga di adakan pemupukan bila ada pake pupuk apa dan probiotik apa...demikian pak pertanyaan saya semoga bapak wagiran berkenan memberikan pencerahan kepada saya, kami ucapkan terima kasih banyak, dan semoga usaha bapak terus berkembang..

Aan - Sby mengatakan...

Yth. Pak Mursidi,

Trims atas jawabannya Pak. Insya Allah, sabar dan pantang menyerah Pak! hehehe... Penjelasan Bapak sangat jelas dan gamblang, dan tidak njlimet kok Pak, sangat "mudeng" dengan penjelasan Bapak :)

Sekali lagi trims atas kesediaan Bapak untuk menjawab pertanyaan saya dan rekan-rekan lainnya di blog ini.

galihh mengatakan...

mau tanya lagi nih pak...
1.misal kolam terpal ukuran 2x3 dengan kedalaman 0,5 meter ditabur bibit lele ukuran 5 kira2 idealnya bs berapa ekor pak? dan klo tinggi air 90cm bs ditebar berapa?
2.jika dipelihara sampe ukuran konsumsi apa harus dipindah ke kolam yg lebih besar lg apa cukup dengan kolam tsb?
3. tetangga punya kolam terpal 2x3 tinggi air 0,5 meter(rencana kalo besar air dinaikkan ke 90 cm), tetapi diisi bibit ukuran 5 dengan 1500 ekor...ini berpengaruh ga kalo dipelihara nyampe ukuran konsumsi dengan ukuran kolam 2x3 tsb.
Terima kasih atas semua jawabannya..sukses selalu

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Galihh
1. 2mx3mx0,5mx100an ekor/m3 --> 0,5 adalah asumsi kedalaman genangan air dan bukan kedalaman kolam
2. bisa di kolam yg sama, syaratnya kedalaman genangan air ditambah hingga 90an cm
3. sangat berpengaruh karena terlalu padat ( >100 ekor/m3 )
Terima kasih kembali. Sukses juga buat Anda dan tetangga anda. :-)

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Andik di Ponorogo
Karena pertanyaan pak Andik ditujukan kepada pak Wagiran maka sebaiknya disampaikan langsung ke beliau atau melalui blognya,Trunojoyo.

Terima kasih telah mengunjungi blog kami. :-)

Eko mengatakan...

Salam kenal pak mursidi, saya eko pembudidaya pembesaran lele di jakarta barat. Saya mau tanya pak, Bagaimana cara mempertahankan kualitas air kolam terpal agar bisa bertahan minimal 2 minggu sekali ganti air. Soalnya pengalaman saya, harus ganti air setiap maksimal 4 hari sekali karena air hitam dan bau menyengat. Terima Kasih. Email saya: ekoprasssetiyo@yahoo.co.id & ekoprasssetiyo@gmail.com

Aan - Sby mengatakan...

Yth Pak Mursidi,

1. Saya melihat di foto bapak, sepertinya kolam-kolam bapak tidak ada tutup atasnya ya, Pak? Kondisi kolam saya di rumah juga seperti itu.Pertanyaan saya, bagaimana cara menjaga suhu kolam tetap stabil di kisaran 23-27 C setelah terjadi hujan, atau jika hari terlalu panas? Apakah caranya masih konvensional, atau menggunakan teknik tersendiri. Kalo gak salah, penggaraman setelah hujan (l.k. 100gr/m3) gunanya hanya untuk mengatur PH ya Pak? saya belum kepikir bagaimana menstabilkan suhu air kolam, supaya ikan tidak terlalu stress menghadapi perubahan suhu yang drastis.

2. Saya membuat lagi sebuah kolam kecil, di area terbuka, tetapi karena terhalang tembok, kolam ini tidak mendapatkan sinar matahari secara langsung. Apakah ada efek buruknya ke bibit lele Pak? Dapatkah hal ini disiasati, mungkin dg memberi suplemen khusus atau treatment air kolam yang lain?

3. Jika boleh di-info kan Pak, harga kertas lakmus untuk pengecekan PH kisaran berapa rupiah dan berapa biji untuk harga tsb? Juga mohon info harga termometer untuk mengukur suhu kolam. Sekaligus, belinya barang-barang tsb dimana ya Pak? di Poultry, atau di toko kimia?

4. Apakah benar bahwa tumbuhan Kangkung Air yang ditaruh diatas kolam bisa memperbaiki kualitas kesehatan bibit, jika dimakan bibit lele, Pak?

5. Saya pernah membaca, Dedak yang dicampur dengan ikan rucah, bisa juga sebagai pengganti pelet. Pertanyaannya, setahu saya Dedak jika dicampur air, warna air akan menjadi putih seperti air "pususan" beras. Selain itu biji beras yang kecil-kecil, yang biasanya ada di dalam dedak, tentu akan dengan mudah tenggelam di kolam dan menumpuk di dasar kolam. Apakah air kolam yang berubah putih setelah diberi dedak, dan biji beras di dasar kolam yang menumpuk di dasar kolam tidak memperburuk kualitas air kolam Pak? Karena warnanya sudah tidak hijau atau coklat lagi karena plankton, benar-benar mirip air "pususan" beras. Selain itu, saya lihat, air kolam yang dicampur dedak, ada buih di permukaannya (bekas gelembung bibit lele yang mengambil oksigen di permukaan). Bagaimana kondisi air spt ini menurut Bapak?

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas perhatian Pak Mursidi, Salam Sukses juga buat Bapak dan Rekan-rekan Petani Ikan di Kulonprogo!

Salam hormat,
Aan - Sby

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Eko di Jakarta Barat
Mungkin populasi ikan di kolam Anda terlalu padat. Kalau boleh kami sarankan ;
- u/ kolam terpal berukuran kecil (luas < 15 m2) tingkat kepadatan <100 ekor/m3, u/ kolam standar, misalnya (4mx4m atau 4m x 6m) tingkat kepadatan ikan berkisar 100-125 ekor/m3 sedangkan u/ kolam yg lebih besar, misalnya 4m x 8m, tingkat kepadatan ikan ideal adalah 150an ekor/m3. Nilai ini berlaku u/ kedalaman genangan air kolam tidak kurang dari 80cm.
- aplikasi probiotik jenis nitro (yg mengandung bakteri nitrosomonas & nitrobacter) atau mikroba bacillus sp., dosis normal 10ml/m3 secara rutin 5-7 hari sekali atau mengikuti ketentuan yg tertera pada label kemasan produk ybs
- pemberian pakan jangan berlebihan (secukupnya saja), u/ jumlah takaran pakan yg sama, lebih baik diberikan 3x sehari dari pada 2x sehari
- lakukan penyedotan lumpur (pen-siphon-an) dari dasar kolam secara rutin (dalam hal ini 2 minggu sekali), normalnya cukup sebulan sekali
- segera setelah selesai pen-siphon-an, 30% - 40% air kolam diganti dng air baru yang bersih & segar
- di tahap pembesaran, setidaknya 75% luas permukaan air kolam harus cukup mendapat sinar matahari secara langsung
- peliharalah tanaman air (apung) secukupnya u/ mengurangi tingkat kepekatan air kolam dan bau yang menyengat
Selamat mencoba dan semoga berhasil ya.
Terima kasih kembali.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Aan di Surabaya
1. Kolam2 kami yang beratap (fiber atau terpal ) hanyalah kolam penetasan dan kolam pemeliharaan benih sedangkan pada kolam2 pembesaran keberadaan atap memang tidak terlalu diperlukan.
Semua kolam terpal kami memiliki alas sekam setebal lk 15 - 25cm yg berguna u/ menjaga stabilitas temperatur air kolam terutama saat malam (dini) hari. Dengan adanya alas sekam tsb suhu air kolam dpt dipertahankan pada kisaran 27 - 30an derajat Celcius (sepanjang hari). Setiap kolam pembesaran memiliki saluran pelimpah yg terletak pada bibir (puncak) tanggul sehingga saat hujan deras maka sebagian air hujan dpt langsung mengalir sendiri keluar kolam. Kecuali hujan sangat deras dalam waktu yg cukup lama (beberapa jam) maka sebagian permukaan air kolam (10 - 15cm) memang harus di pompa keluar sesegera mungkin. Dengan kedalaman genangan air kolam tidak kurang dari 80cm maka suhu tertinggi air kolam saat siang hari dapat terjaga pada kisaran 28 - 30an derajat Celcius.
2. Sinar matahari langsung memang diperlukan u/ tumbuh berkembangnya plankton yg merupakan pakan alami yg sangat baik bagi benih ikan yg msh dalam taraf pertumbuhan. Jika pakan alami ini tidak mencukupi maka Anda bisa memberikan pakan alami tambahan seperti artemia, daphnia, moina ataupun cacing sutera terutama pada tahap pemeliharaan larva hingga mencapai ukuran benih ( pendederan I ).
3. Jenis kertas lakmus yg sering kami gunakan harganya sekitar 140ribu (isi 100 lembar), thermometer jenis stick harganya sekitar 20ribu per batang (L=30 cm). Keduanya bisa diperoleh di Apotek2 besar atau toko2 yg khusus menjual peralatan medikal (kedokteran).
4. Setahu kami yang turut menentukan kesehatan bibit ikan adalah air kolam yang selalu terjaga kualitasnya disamping pola pemberian pakan yang tepat dan teratur. Salah satu cara yg dapat dilakukan u/ membantu menjaga kualitas air kolam adalah dengan memelihara tanaman2 apung misalnya; kangkung air, apu-apu dan enceng gondok. Akar2 tanaman ini akan membantu menyerap sebagian kotoran (yang berlebihan dalam air kolam) yg berasal dari sisa2 pakan/ pellet) sehingga mengurangi terjadinya proses penguraian senyawa organik secara langsung oleh bakteri pengurai (pathogen) yg biasanya akan menghasilkan amonia (dapat meracuni ikan) dan juga bau yang cukup menyengat.
Sepengetahuan kami benih/ bibit lele umumnya memang tidak suka memakan tanaman air secara langsung :-)
5. Itulah sebabnya pakan buatan pun sebaiknya dibentuk menyerupai pellet olahan pabrik, walaupun tidak persis sama namun setidaknya berbentuk butiran2 sebesar kelereng kecil (gundu) yang tidak mudah 'pecah' atau hancur seketika saat ditaburkan ke kolam. (jadinya repot juga ya..?)
Sisa2 bahan organik apapun yg menumpuk di dasar kolam pada akhirnya akan membusuk dan mencemari air kolam itu sendiri. Kualitas air kolam akan menurun drastis disertai timbulnya aroma yang tak sedap yang khas.
Salam sukses juga untuk Anda sekeluarga. Terima kasih.

mas mengatakan...

@bpk salem sby.
assalamuallaiukum...
-pak apa di kolam terpal saat prekondisiner air perlu pengapuran terus jeda antara pengapuran dan penggaraman berapa hari?
-gimana cara agar kwalitas air tetap terjaga setiap hari apa yg perlu dilakukan?
Terimah kasih.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem di Surabaya
Wa 'alaikumsalam wr wb.
- tahap pengapuran pada media kolam terpal memang tidak diperlukan. Setelah semua ikan dalam kolam terpal selesai dipanen, terpal cukup dicuci bersih dan di-steril-kan dng larutan anti hama (desinfektan) atau dijemur di terik matahari hingga diyakini betul2 bersih dan steril sebelum digunakan kembali. Prosesnya pun tidak rumit dan dalam waktu relatif singkat (lk 1-2 hari) kolam terpal siap digunakan kembali u/ siklus budidaya berikutnya. Inilah salah satu kelebihan kolam terpal dibanding jenis kolam lainnya.
Setelah kolam terpal penuh terisi air kembali maka penggaraman awal (dosis 2ons/m3) segera dilakukan. Cara ini sering dilakukan terutama jika kualitas air baku yg digunakan cukup bagus. Namun ada juga sebagian rekan yang memilih melakukan penggaraman saat kolam baru terisi air lk 30 - 40% dari vol maksimumnya. Normalnya proses penggaraman akan berlangsung selama 3 hari atau bisa juga lebih, tergantung kualitas air baku yg digunakan.
- pada tahap pembesaraan ada beberapa cara yg bisa dilakukan u/ menjaga kualitas air kolam, antara lain :
a. padat tebar dibatasi, lebih disarankan lk 100 - 125 ekor/m3 (bukan per m2 lho..)
b. kedalaman genangan air kolam tidak kurang dari 80 cm
c. pakan (pellet) diberikan secukupnya saja, lk 3% - 5% dari bobot biomass per hari
d. saat pemberian pakan sedapat mungkin pellet ditebar secara merata ke permukaan kolam
e. amatilah nafsu makan ikan dgn seksama sekaligus u/ memperkirakan seberapa banyak (takaran) pellet yg seharusnya diberikan
f. taburan pellet dihentikan jika lele sdh tampak kenyang, hal ini dimaksudkan agar tdk terlalu banyak sisa pakan terbuang percuma yg kemudian hanya akan menjadi tumpukan sampah di dasar kolam
g. u/ porsi pemberian pakan yg sama, lebih baik diberikan 3 kali sehari dari pada hanya 2 kali sehari
h. periksalah secara berkala nilai pH dan temperatur air kolam, setidaknya seminggu sekali
i. lakukan pen-siphon-an secara teratur (misalnya 2 minggu sekali atau setidaknya sebulan sekali)
j. lakukan sirkulasi air setiap selesai pen-siphon-an
k. pada kondisi normal volume air yg disirkulasi (diganti) cukup 30% - 40% saja
l. pengisian air kolam (point j & k) sebaiknya dilakukan dengan beberapa pancuran dari beberapa titik sekaligus (jika memungkinkan) sebagai upaya aerasi sederhana (meningkatkan kadar oksigen terlarut)
m. aplikasi probiotik jenis nitro (jika tidak tersedia bisa menggunakan probiotik yg mengandung mikroba bacillus), dosis normal 10cc/m3 secara rutin 5-7 hari sekali atau sesuai ketentuan yg tertera pada label/ kemasan dari produk yg digunakan
n. peliharalah tanaman2 apung (misal: kangkung air, apu-apu, enceng gondok, dsb) secukupnya u/ membantu menyerap 'kotoran organik' pd badan air klam yg bersumber dari sisa2 pakan atau metabolisme ikan.
Semoga air kolam tetap terjaga kualitasnya hingga saat panen nanti. Terima kasih kembali

mas mengatakan...

bpk salem sby
assalamuallaikum...wr..wb..
-salam sukses selalu,buat bpk.sebelumnya saya sangat berterimah kasih atas jawaban yg bpk berikan secara jelas,semoga ilmu dan kesuksesan bpk selalu bertambah.
-lansung aja pak yg saya tanyakan adalah setelah saya tebar bibit lele u.3/5 setelah 3 hari kok banyak yg menggantung apa kondisi ini normal?
-lele saya yg ukuran sekitar jempol kaki orang dewasa kulitnya ada yg bercak putih apa kondisi air mulai menurun apa yg harus saya lakukan?
-setiap pagi saya selalu menambahkan air baru kekolam lk 15% sehingga air yg didasar kolam terbuang sedikit banyak akan membawah kotoran keluar karena pipa kelebihan airnya pembuanganya saya lewatkan dari dasar kolam bukan dari atas kolam,apa yg saya lakukan itu sudah tepat?
mohon penjelasanya dan terimah kasih.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem di Surabaya
Wa 'alaikumsalam wr wb. Terima kasih atas dukungan semangat & doanya..
Umumnya bibit lele terlihat menggantung (beberapa jam setelah ditebar) seringkali disebabkan oleh kurang mulusnya proses adaptasi thd lingkungan air kolam yg baru. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, antara lain: proses pre-conditioning air kolam yg belum sesuai ataukualitas bibit lele itu sendiri yg memang (maaf) kurang bagus atau cara penebaran bibit yang kurang tepat.
Anda dpt melihat kembali jawaban u/ pertanyaan2 senada dari rekan2 lainnya, misalnya yang ini atau juga yang di sini dan di bagian ini. :-)
- boleh saja, namun dalam beberapa kasus terlalu sering mengganti air kolam justru dapat menyebabkan bibit ikan menjadi stress. Umumnya u/ tingkat kepadatan normal (100-125an ekor/m3) dengan kedalaman genangan air tidak kurang dari 80an cm, pen-siphon-an & penggantian air (lk 30% - 40%) cukup dilakukan sebulan sekali.
Semoga jawaban2 tsb dapat membantu Anda. Terima kasih kembali.

Eko mengatakan...

Eko Kalideres Jakarta Barat
Yth Bapak Mursidi

Terima kasih pak atas jawabannya tempo hari, sangat bermanfaat sekali buat saya.

Saya Punya unek-unek nih pak:
1. Pengalaman bapak idealnya berapa hari kolam terpal harus diganti air?
2. Untuk membuat air kolam hijau seperti kolam bapak, gimana caranya pak? Saya dah coba pake EM4, TON, Biosugih. Tapi belum berhasil. Airnya tetap 4 hari sekali hitam & bau anyir.
Matur nuwun sanget pak...

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Eko di Kalideres, Jakarta Barat
1. u/ kolam terpal ukuran standar 4mx8m dng kedalaman genangan air tidak kurang dari 80cm & tingkat kepadatan tebar berkisar antara 125-150 ekor/m3 maka pen-siphon-an & penggantian air cukup dilakukan sebulan sekali.
2. Syaratnya ya air yg digunakan hrs memenuhi standar budidaya perikanan. Jika belum maka air baku harus di 'treatment' terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan tahapan pre-conditioning air kolam sebelum bibit ditebarkan. Anda juga bisa menyimak kembali jawaban2 dan uraian lebih lanjut ttg hal ini atas pertanyaan2 senada dari rekan2 lain padaForum Diskusi & Tanya Jawab yg ada di bagian kanan (side bar) setiap halaman blog ini.
Semoga jawaban2 kami tsb dapat membantu. Matur nuwun sami pak Eko.

Eko mengatakan...

Eko-Semanan-Jakarta Barat
Assalamu 'alaikum pak Mursidi

Mohon dibantu:
1. Air di daerah saya agak kuning, terlihat "nieng" dan bau besi pak. Kalo 4-5 hari di dasar & dinding kolam terlihat lumut hitam yg agak tebal. Gimana cara treatment nya agar bisa untuk budidaya lele ya pak? Soalnya saya ingin sekali mengembangkan pembesaran lele kolam terpal, hanya saja masih banyak ketemu kendala. Mohon dibantu pak.
2. Rencananya saya mau kasih pakan Sosis BS atau Teri Basah BS setelah lele berumur lebih dari 20 hari dari bibit 7-8 cm. Menurut bapak gimana? Mungkin bapak pernah punya pengalaman.
3. Pembesaran dari bibit 7-8 cm idealnya sampai panen 7-8 / kg berapa hari pak? Kalo pengalaman saya bisa sampai 3 bulan dgn pelet 781.

Matur nuwun sanget pak...

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Eko di Semanan Jakarta Barat
1. Mungkin krn lokasi Anda di Kalideres atau juga yg di Semanan ini 'terkepung' kawasan industri ya.. shg kondisi air tanah atau air baku lainnya kerapkali ber-aroma logam (karat) plus lumpur hitam yg sangat halus (bhs jawanya: 'lendut'). Sepengetahuan kami, air yg demikian memang kurang cocok u/ digunakan sbg air baku budidaya perikanan. Namun jika tidak ada pilihan lain maka air baku tsb memang sebaiknya di 'treatment' dulu hingga memenuhi syarat u/ digunakan sebagai air budidaya. Tentu diperlukan upaya yg lumayan menyita waktu dan tenaga karena prosesnya bakal agak ribet ('njlimet') dan juga tidak bisa dibilang murah.. Yang pasti perlu kesabaran extra .. :-)
Sebagai gambaran saja, di tempat kami, proses penjernihan air memang perlu dilakukan terutama jika sumber air baku (sungai) terlihat sudah sangat keruh (hal ini sebenarnya cukup jarang terjadi). Walau kasusnya mungkin tidak sama persis namun Anda bisa mencobanya, tentu saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi yg ada.
Sebelum digunakan, air baku di endapkan dulu di kolam terpisah selama beberapa waktu (2-3 hari, mungkin juga lebih) lalu dialirkan ke tandon air (water torrent) berisi filter yg terdiri dari lapisan pasir, ijuk dan pecahan batu zeolit (karbon aktif jika tersedia). Air hasil penyaringan ini kemudian ditampung di kolam lainnya dan diberi aerasi secukupnya. Proses ini mungkin perlu dilakukan beberapa kali hingga diperoleh kondisi air yg memenuhi syarat bd daya, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, kadar oksigen >4 ppm dng suhu ideal 26 - 28 derajat C.
2. Pada budidaya yg bersifat intensif terutama di tahap pembesaran kami hanya menggunakan pakan full pellet dengan maksud u/ menjaga tercapainya target waktu dan kualitas produksi. Pemberian pakan tambahan tentu boleh2 saja sepanjang sifatnya hanya sebagai tambahan (pelengkap) dari pakan pellet yg merupakan sumber nutrisi utama. Terus terang kami belum pernah mencoba jenis pakan tambahan seperti yg Anda maksudkan.
3. Sekitar 75 hari tetapi ini bukan angka pasti karena tergantung juga pada kualitas bibit serta pengaruh musim. Di saat musim kemarau memang jangka waktunya akan sedikit mundur berkisar antara 5 - 10 hari, yg jelas total waktu yg diperlukan belum pernah sampai 3 bulan. :-)

Eko mengatakan...

Eko Semanan Jakarta Barat

Yth Pak Mursidi
Assalamu 'alaikum

Terima kasih pak atas jawabannya yang lalu, sedikit-sedikit jadi terpecahkan masalah yang terjadi pada kolam terpal saya.
1. Pak, kalo saya pikir-pikir usaha untuk menstabilkan air di daerah saya lumayan berat. Saya coba untuk pakai air PAM saja, kebetulan air PAM di daerah saya mengalir lancar. Kalo pake air PAM, cukup diendapkan 2-3 hari saja lanjut pre conditioning, pemupukan dan probiotik Nitro sudah bisa untuk budidaya kolam terpal kan pak?
2. Untuk budidaya lele kolam terpal dgn air PAM apakah sama idealnya pen-siphon-an dan ganti air hanya dilakukan sebulan sekali, atau ada perbedaan pak?
3. Untuk probiotik nitro "SM" dari boster apakah sudah terdistribusi di jakarta pak?

Matur Nuwun.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Eko di Semanan, Jakarta Barat
Wa 'alaikumsalam wr wb.
1. Proses pengendapan air baku (apapun sumbernya) hendaknya dilakukan di kolam terpisah, barulah kemudian dialirkan ke kolam yg akan di pre-conditioning. Praktisnya dengan cara pancuran sederhana dari beberapa titik atau menggunakan aerator (jika tersedia) untuk meningkatkan nilai DO (oksigen terlarut) secara merata. Setelah proses pengisian air + aerasi dirasa cukup maka parameter berikut ini perlu diperiksa kembali sebelum menuju ke tahap pre-conditioning yg sesungguhnya :
a. nilai pH netral (antara 6,5 - 7,8)
b. suhu air berkisar 26-28 C
c. tingkat kejenihan tidak kurang dari 25 cm (bisa diukur pakai secchi disc)
d. oksigen terlarut (DO), upayakan nilainya telah mencapai 4 ppm
Jika nilai DO masih rendah maka sebaiknya proses aerasi terus dilanjutkan karena pre-conditioning air kolam tidak akan berlangsung optimal jika kadar oksigen terlarut masih kurang. (koq ternyata tetap ribet juga ya..? he ..he.. ternyata butuh kesabaran extra lagi.. )
2. Bisa dikatakan relatif sama asalkan proses pre-conditioning nya telah berangsung mulus (tanpa hambatan/ kendala)
3. Info lebih lanjut ttg hal ini mungkin bisa Anda dapatkan melalui website-nya, http://www.indosco.com
Oh ya, ada baiknya juga jika Anda menyiapkan 1 kolam terpal yg memang dikhususkan sebagai kolam reserve.
Maturnuwun sami.

mas mengatakan...

bpk salem.
Assalamualaikum.wr.wb.
Sa lam hormat dan sehat selalu buat bpk.
Lele saya sekarang sudah menginjak remaja dan sudah saya beri pakan 781-3,dan yg membuat saya agak panik adalah akhir-akhir ini banyak yg menggantung dan lebih banyak muncul di permukaan terutama setelah dikasih makan,juga ada yg perutnya kembung apa hal ini menunjukan lele kurang sehat atau kwalitas air mulai menurun?kalau saya lihat yg kembung tadi perutnya berisi cairan seperti air dan semakin lama perutnya semakin membesar dan ada juga anusnya yg memerah? Air kolamnya masih berwarna hijau tapi keruh seperti kotoran yg ada di dasar kolam naik keatas apa kondisi ini membuat lele tidak sehat,mohon pencerahanya,dan atas jawabanya saya ucapkan banyak terimah kasih.
Salam sukses selalu buat bpk dan semua anggota IKT.
assalamuallaikum.wr.wb.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem di Surabaya
Wa 'alaikumsalam wr wb. Tampaknya lele anda terserang penyakit dari jenis bakteri (pathogen) disebabkan kualitas lingkungan (air kolam) yg (maaf) memburuk.
Lakukan pergantian air & penggaraman serta pengobatan lain yg dianjurkan di tempat terpisah (terutama u/ lele penyakitnya sdh parah) seperti yg pernah kami sampaikan sebelumnya. Perlu diperhatikan (sekali lagi) bahwa memilih tingkat kepadatan tebar diatas 150 ekor/ m3dng kondisi kolam seperti saat ini (berdasarkan info yg prnah tersampaikan sbelumnya) memang cukup beresiko. Anda telah membuktikannya sendiri kan?

Anonim mengatakan...

semangat pagi Mr. Mur.

saya ingin menanyakan beberapa hal yang terdapat masalah di kolam saya. :
1. kolam saya 15m2, saya ngelepas benih ikan ukuran gabah sekitar 10000 ekor, mungkin lebih. pas saya bedah banyak yang mati pak, kira2 penyebabnya apa?? apa karena lumut, atau jika dari formulasi rumus bapak yang harus 150 ekor per m2 itu,apa karena kepenuhan?
2. bagaimana teknik membedah kolam yang baik supaya ikan tidak menyusut?

untuk kali ini cukup dulu.
salam hangat,
Best Regards,
Mufty - Bogor

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Mufty di Bogor
1. Dari istilah ukuran 'gabah' pd pertanyaan diatas, kami menduga benih yg Anda maksudkan adalah gurame. Saat dijumpai banyak kematian, kira2 benih sdh berumur berapa hari? Mohon disampaikan pula info ttg kedalaman effektif genangan air kolam karena nilai padat tebar ideal lebih tepat dinyatakan sebagai jumlah bibit ikan per satuan volume (ekor/m3) dari pada per satuan luas (ekor/ m2) kecuali disertai informasi ttg kedalaman genangan air kolam, misalnya: 150 ekor/m2 dngan kedalaman air kolam lk 80-90cm, dst.
2. Apakah yg Anda maksud 'membedah kolam' adalah menguras kolam atau cuma sekedar memeriksa kondisi benih atau mungkin memindahkan/ memanen sebagian atau seluruh benih (dengan atau tanpa perlu air kolam dikosongkan sama sekali)?
Mohon maaf, hal ini perlu kami tanyakan karena boleh jadi lain daerah lain pula istilah yg digunakan meskipun yg dimaksud adalah hal yg sama. Misalnya istilah lele yg 'menggantung' bagi rekan2 pembudidaya di Yogyakarta memiliki kesamaan pengertian dengan istilah 'berdiri' atau 'ngadeg' bagi rekan2 lain di (sebagian) wilayah Jawa Timur. :-)
U/ menghindari kesalahpahaman atau penafsiran yg berbeda maka kami berharap Anda tidak keberatan melengkapi informasi yg telah disampaikan sebelumya.
Terus terang tanpa nformasi yg memadai tentu kamipun akan kesulitan memahami kondisi kolam ikan & situasi yg Anda alami saat ini.
Terima kasih.

Sidiq bk 16 mengatakan...

aduh pakde ini dia yang tak cari, di daerah saya memang belum ada yang budi daya ikan lele dengan kolam terpal, makanya saya mau memulai nya. blog ini mau tak jadi kan tips dan solusi dalam mencari penyelesaian masalah yang saya hadapi nantinya. mohon bimbingan nya

mas mengatakan...

bpk salem
salam sukses dan sehat selalu.
Saya mau menanyakan tentang ciri-ciri fisik bibit lele sangkuriang dan brpa harga /@.ekor u/5-7.di daerah saya masih sulit untuk mendapat kan bibit sankuriang.
mohon infonya untuk mendapatkan bibit lele sangkuriang didaerah jatim khususnya sidoarjo dan sekitarnya dimana.apabila ada rekan-rekan yg tahu ,mohon di infokan kealamat email saya;masxalem@gmail.com terimah kasih.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem
Ciri2 bibit lele sangkuriang pernah terjawab di bagian ini.
Silakan jika rekan2 lain ingin melengkapi :-)

mas mengatakan...

bpk salem
yth bpk mursidi say mau menanyakan mngapa lele saya kebnyakan yg besar kok kepalanya aja kolam saya 4 kali 6 saya tebari bibit 2500 ekor itu dsebabkan apa,mohon pnjelasanya terimah kasih.

Anonim mengatakan...

GITO
Ikut memperkenalkan diri Pak, Nama saya Gito ada di Gamping Sleman, Saat ini saya baru mencoba membesarkan gurame dalam kolam terpal, ada saran dari teman untuk menambah nutrisi berupa Raja Gurame yg dicampurkan dalam pellet. Benarkah nutrisi ini dapat memacu pertumbuhan dan mempersingkat masa panen, juga dalam kolam terpal..apakah dasar kolam juga perlu di bersihkan dengan di ambil kotoran gurame nya..?
Sebelumnya saya ucapkan Terimakasih...

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem
Ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain :
- porsi pakan yang kurang
- cara pemberian pakan yang kurang tepat
- sering berganti-ganti merk pakan, biasanya karena pembelian pellet dilakukan secara eceran (kiloan) :-)
- kualitas bibit lelenya
Pakan pellet sebaiknya diberikan 3-4 kali sehari, upayakan dapat tersebar secara merata dan setiap kali pemberian tidak perlu dalam jumlah banyak sekaligus, lakukan secara bertahap sedikit-demi sedikit sampai lele terlihat kenyang.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Gito di Gamping, Sleman.
1. U/ mencapai tingkat pertumbuhan bibit ikan yg optimal tentu tidak hanya bergantung pada satu-dua hal saja (misal: pemberian additive/ suplemen) tetapi merupakan perpaduan (sinergi) dari beberapa hal yg merupakan faktor penting dalam budidaya perikanan, seperti:
- kualitas benih ikan
- kualitas pellet sbg pakan utama
- kualitas air kolam yg selalu terjaga &
- upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit.
Penambahan produk2 suplemen pengaya nutrisi pakan plus multi vitamin serta probiotik lacto dll saat pencampuran pellet hanyalah bersifat sebagai pelengkap atau penunjang saja. Dengan demikian pemberian suplemen pakan (merk apapun) tanpa memperhatikan ke 4 faktor diatas terlebih dahulu tentu tidak akan mendapatkan hasil maksimal seperti yang diharapkan. :-)
2. Ya, dengan melakukan pen-siphon-an secara rutin/ terjadwal, disesuaikan dengan kondisi kualitas air pada masing2 kolam budidaya.
Terima kasih kembali.

Anonim mengatakan...

Waryo, tegal, Jateng
Yth. Bp Mursidi

Saya punya lahan sawah seluas 1800 m2, kira2 bisa dibuat berapa buah kolam yang ideal untuk budidaya pembesaran ikan lele/gurame? berapa estimasi biaya dan keuntungannya?
mohon pencerahannya...terima kasih.

mas mengatakan...

bpk salem
assalamuallaikum...wr..wb.
Saya sudah tebar bibit lele terus pemberian suplemen sebaiknya diberikan sejak dini apa pemberian suplemen diberikan setiap pemberian pakan atau setiap satu hari sekali.terima kasih

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Waryo, Tegal, Jateng
Selain luas lahan yg tersedia,jumlah dan ukuran kolam terpal bergantung juga pd ukuran bahan terpal yang tersedia di sekitar tempat Anda saat ini. Pak Waryo bisa memilih kolam terpal berukuran standar, misal : 4mx4m, 4mx6m, 4mx8m atau 6mx6m , u/ kedalaman masing2 kolam 1m maka ukuran bahan terpalnya adalah : 6mx6m, 6mx8m, 6mx10m atau 8mx8m. Sebaiknya ukuran kolam2 terpal dibuat seragam karena hal ini akan memudahkan pengelolaannya.
Biaya pembuatan kolam terpal pernah disampaikan di bagian ini. Secara umum u/ tahap pembesaran lele, estimasi keuntungan dapat dihitung dari selisih harga daging ikan dan biaya pakan (pellet) atau dengan kata lain nilai keuntungan dapat meningkat jika biaya pakan (yg mencapai 70% dari total biaya produksi) dapat ditekan. Hal ini bisa dilihat dari nilai FCR (food convertion ratio) yang dicapai. Untuk budidaya lele nilai FCR idealnya adalah 0,8 - 1,0 sedangkan utk ikan gurame berkisar antara 1,2 - 1,4.
Terima kasih kembali.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Bpk Salem di Surabaya
Wa 'alaikumsalam wr wb.
Sejak bibit mulai dapat mengkonsumsi pellet butiran kecil (1 mm). Suplemen pakan (vit, enzym ddl) cukup diberikan 1-2 kali seminggu.
Sebagai contoh :
hari I pellet + probiotik lacto + mollase (pagi hari)
hari II pellet saja
hari III pellet + vitamin C (pagi hari)
hari IV pellet + enzym amilase, protease (pagi hari)
hari V pellet saja
hari VI pellet + vitamin ( B1 & B2 atau B komplek jika tersedia)
hari VII pellet saja dan probiotik nitro (tdk dicampur ke pakan tetapi dipercikkan pada permukaan kolam, saat pagi hari)
dst.

Budidaya Ikan Kolam Terpal (IKT) mengatakan...

@Dwi
Jawaban atas pertanyaan di ShoutBox ( 2010-07-25 7:54 PM)
Munculnya lendir atau lapisan tipis lemak yg menutupi permukaan air kolam seringkali disebabkan karena penggunaan pakan alternatif (non pellet) yg umumnya memiliki kadar lemak berlebih, misalnya: ayam tiren (ayam mati yg direbus), jeroan ayam, ikan rucah dsb. Ada cara praktis u/ membersihkan atau menguranginya yakni dengan memelihara tanaman air (jenis apu-apu) yg ditata sedemikian rupa dengan menggunakan sebatang bambu yg berfungsi sebagai pagar pembatas agar tanaman air ini tidak menyebar hingga menutupi seluruh permukaan air kolam.
Proses pembersihan cukup dilakukan hanya dengan menarik batang bambu (praktisnya dng menggunakan tali yg telah diikatkan pada kedua ujung bambu) sejajar sisi memanjang kolam shg tanaman air pun bergeser dan sekaligus 'menyapu' lapisan lendir & lemak pada permukaan air kolam menuju saluran pelimpah yg terdapat pd permukaan tanggul di sisi yg berseberangan. Bila perlu proses 'penyapuan' ini dapat diulang beberapa kali hingga permukaan air kolam terlihat bersih dari lapisan lendir atau lemak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar